Ketua PKK Kota Semarang dan istri Walikota Semarang, Bunda Tia berkunjung ke SDN Meteseh. |
"Hayooo...siapa yang tahu, apakah Sicentik itu?" tanya Bunda Tia, panggilan akrab Ibu Krisseptiana Hendrar Prihadi, SH, MM, istri Walikota Semarang, kepada para siswa saat berkunjung ke SDN Meteseh Kamis (2/11) pagi.
Kunjungan Bunda Tia, yang juga Ketua Tim Penggerak PKK Kota Semarang, ke SDN Meteseh itu dalam rangka Sosialisasi gerakan Sicentik alias Siswa Mencari Jentik. Sebuah upaya pelibatan siswa sekolah dalam perang melawan penyakit Demam Berdarah di kota Semarang.
Mengapa melibatkan siswa? Menurut Bunda Tia, 50 persen penderita DB adalah anak-anak usia sekolah. Sehingga, penting untuk melibatkan siswa dalam memburu jentik, khususnya di rumah dan lingkungannya masing-masing. Gerakan ini mewajibkan anak untuk mencari Jentik di hari Minggu dan melaporkannya di hari Senin. Laporan ini kemudian dimonitoring oleh Puskesmas Rowosari sebagai pembina dan Gasurkes (Petugas Surveilans Kesehatan) di wilayah kelurahan Meteseh.
Selain mencari jentik, Sicentik juga melakukan 3M. Yaitu : Menutup, Menguras, dan Mendaur Ulang. Yang terakhir ini adalah kegiatan pengganti Mengubur. Barang yang di daur ulang adalah barang-barang bekas, sehingga meminimalisasi sampah dan habitat nyamuk.
Turut hadir dalam acara ini, Tim Penggerak PKK Kecamatan Tembalang, Camat Tembalang Bp. Heroe Sukendar, S.Sos, Lurah Meteseh Bp. Waluyo Joko Irianto, SE yang baru saja menggantikan Bp. Agus Suryanto, SE, MM, dan Lurah se-kecamatan Tembalang, Polsek Tembalang, Koramil Tembalang, Puskesmas Rowosari dan Gasurkes se-Kec. Tembalang, Kepala UPTD kec. Tembalang Bp. Drs. Dwiyanto Teguh Yuwono, Pengawas Dabin IV Ibu Mintarsih, M.Pd dan para Pengawas Sekolah se-kec. Tembalang, dan Kepala-kepala Sekolah di kecamatan Tembalang.
Dalam sambutannya, plt Kepala SDN Meteseh, Bp. Agus Pramono, menyampaikan apresiasi yang sebesar-besarnya atas atensi Bunda Tia dan jajaran PKK dalam pemberantasan DB melibatkan siswa, khususnya SDN Meteseh. Kesempatan perjumpaan dengan istri Walikota ini juga digunakan Pak Agus Pramono untuk menyampaikan uneg-uneg permohonan warga sekolah agar SDN Meteseh dibantu membangun mushola, karena hingga hari ini SDN Meteseh belum memiliki mushola, sehingga kesulitan saat hendak menunaikan sholat berjamaah ataupun kegiatan religius lainnya sebagaimana kegiatan dalam PPK (Penguatan Pendidikan Karakter).
Bp. agus Pramono, plt Kepala SDN Meteseh |
Permintaan ini pun langsung direspon oleh Bunda Tia dengan meminta proposal pembangunan mushola diserahkan kepada Camat Tembalang agar segera dapat diteruskan ke Walikota, Bp. Hendi Hendrar Prihadi.
Ternyata Bunda Tia juga piawai berkomunikasi dengan para siswa. Beberapa kali siswa diminta maju kedepan untuk menjawab pertanyaan atau melakukan sesuatu seperti berbaris dan menyanyi. Bagi siswa yang menjawab atau melakukan dengan benar mendapat hadiah Tumbler dari Bunda Tia.
Sebagai puncak acara adalah pencanangan secara simbolis gerakan Sicentik dengan pemotongan pita. Saat pita dipotong, nampaklah sebuah Display jentik nyamuk dan tulisan Waspada Demam Berdarah.
Acara pun ditutup dengan doa oleh Ketua Komite Sekolah, Bp. Drs. KH. Ali Noorkhan. Lalu dilanjutkan dengan penyerahan alat-alat kebersihan untuk SDN Meteseh dan foto bersama Bunda Ita. (dr)
Jalan ditempat, grak |
Agen Sicentik |
Saya siap! Kamu? |
Hadiah untuk SDN Meteseh |
Semangat kali adek ini... |
Bersama para guru |
Bersama Kepala UPTD Pendidukan Kec. Tembalang, pengawas, dan Kepsek |
Gasurkes in action |
Para tamu undangan |
Para tamu undangan (2) |
Komentar
Posting Komentar